22 January 2008

Hot Blog For Cool Earth Competition

Kamu hobi nge-blog?

WWF dan Digital Studio nantang kamu nge-BLOG dengan tema PEMANASAN GLOBAL. Tuangkan tulisan, foto, film pendek atau desain pribadimu menjadi "HOT BLOG", biar semua orang ngerti how to COOL down the hot EARTH.

Segera daftarkan blog kamu sebelum 29 Februari 2008 dan raih total hadiah belasan juta rupiah untuk blogger-blogger terbaik!

Terbuka bagi pelajar SD, SMP, SMU dan masyarakat umum. Dan buat yang belum bisa nge-blog, disediakan tutorial online!

Let's campaign through your blog. Show that you care!


Info lengkap klik di sini http://blog.supporterwwf.org/

Selamat Mencoba dan semoga Bermanfaat

..Lets love and save our earth. Keep it alive..

Andainya Rasa yang Sama Kau pun Punya..

Andainya rasa yang sama kau pun punya..*

Singkat. Tapi mengundang begitu banyak orang bertanya. Bertanya dengan pertanyaan yang nyaris sama.
"Rasa apa niih?"
"Rasa sama siapa niih?"
"Ciee yang lagi jatuh cinta!!"
Huaaa.. Come on guys.. Stop berpikiran picik kayak gitu!!

serius mode : ON

Kalau saja kita punya rasa yang sama..
Sama - sama peduli terhadap lingkungan misalnya (topik yang saat ini lagi numpang lewat di kepala). Tentunya matraman tak perlu banjir setiap musim hujan (hiks..). Okelah. Jangan jadikan matraman sebagai contoh dalam hal ini. Terlalu egois sepertinya. Begitu banyak kawasan di Jakarta yang tergenang air beberapa tahun belakangan ini. Pergantian musim pun tidak datang setepat apa yang ditulis dalam modul belajar ketika aku belajar IPS Geografi di bangku SMP dulu. Banjir dimana-mana. Padahal, kalau dipikir-pikir, banjir adalah suatu akibat yang sebabnya bisa kita antisipasi. Tapi mengapa tak banyak orang mencari solusi sebelum banjir terjadi? Selalu saja saling menghujat dan saling menyalahkan ketika air-air itu sudah menyambangi rumah-rumah warga. Pemerintahlah disalahkan.. Sampah-sampah yang menggunung itulah disalahkan.. ini bukan masalah siapa yang salah.. atau apa yang dipersalahkan.. Kalau kita sadar, ini adalah salah kita semua.. Merupakan satu kesalahan besar yang terjadi karena adanya kesalahan-kesalahan kecil lain yang terabaikan (sengaja diabaikan mungkin..). Coba kita ingat kembali, tanyakan pada diri sendiri, seberapa sering kita membuang bungkus permen di jalan. Kemana botol air mineral yang sudah kosong kita buang? Pernahkah kita hirau pada mereka yang membuang sampah dapur di sungai? Ingatkan mereka. Sekarang juga!! Minta mereka juga untuk tak segan mengingatkan kita. Tak sekali dua kali aku melihat orang yang dengan seena'e udelle dhewe** membuang sampah di jalanan dan menganggap itu bukan masalah besar. Ayolah kawan.. Kota ini, negara ini, bumi ini adalah milik kita bersama.. Kitalah yang tinggal di dalamnya.. Kalau bukan kita, lantas siapa lagi? Kalau bukan sekarang, lalu mau kapan lagi? Meski bukan untuk kita, paling tidak untuk anak cucu kita kelak. Jangan biarkan mereka menuai hal-hal buruk yang kita tanam saat ini. Cukup kita saja (aku dan korban banjir lainya lebih tepatnya) generasi yang merasakan betapa menyedihkanya banjir, penyakit kulit akibat banjir, mengungsi dan susahnya mencari air bersih, belum lagi matinya komunikasi akibat terendamnya perangkat-perangkat telekomunikasi. Bukannya aku terlalu mendramatisir keadaan, tapi memang begitulah kenyataanya. Bersama-sama mari kita ubah keadaan ini menjadi lebih baik..

Bukan cuma banjir. Masih banyak akibat pemanasan global lain yang menanti kita jika tidak kita mulai antisipasi dari sekarang. Belum terlambat.. Go ahead!!


Kalau saja 'kalau saja' tak sekedar kalau saja...
(apa seh?? Gag ngerti..)

Notes:
*Status YM yang beberapa waktu lalu gw pake
**Saena'e udelle dhewe = semaunya sendiri
Posted on My another Blog
Edited by Me "(n_n)"

18 January 2008

Mendaur Ulang Kertas

Melengkapi postinganku sebelumnya tentang memaksimalkan penggunaan kertas, aku dihadapkan pada tumpukan kertas yang sudah tidak bisa ditulisi lagi, kedua sisinya sudah penuh tulisan. Aku jadi bingung sendiri bagaimana menyikapinya agar tidak sia-sia begitu saja berakhir di tempat sampah. Kembali aku meluncur di internet, dan bertanya pada Om Google. Akhirnya, tak berapa lama aku menemukan sebuah situs yang berisi tentang 'Kedai Daur Ulang Kertas' . Kita bisa menyumbangkan kertas yang sudah tidak terpakai lagi ke kedai ini untuk di daur ulang.

“Kedai Daur Ulang”
Kontak: Pak Salam
Jalan Mampang Prapatan XI no. 3A Rt 07/01
Jakarta Selatan 12790
021 - 790 0742
0856 1515 692

( Sumber: http://akuinginhijau.wordpress.com/2007/11/12/kalau-kertas-sudah-dipakai-bulak-balik-gimana/ )

Jika anda ingin mendaur ulang kertas sendiri, berikut adalah langkah-langkahnya.
Bahan yang dibutuhkan:

1. kertas untuk di daur ulang
2. kertas koran
3. ember/baskom
4. blender
5. pemutih
6. saringan

Langkah daur ulang:

1. kumpulkan kertas bekas
2. potong-potong kertas menjadi potongan kecil
3. masukkan potongan kecil ini ke dalam ember/baskom
4. warna dapat diberikan dengan mencampurkan potongan kertas berwarna
5. campurkan segalon air dengan satu sendok makan pemutih
6. tambahkan air hangat ke potongan kertas, tambahkan air sampai kertas terendam sempurna
7. rendam kurang lebih satu setengah jam
8. masukkan sebagian kertas yang telah direndam kedalam blender
9. berikan dua gelas air berpemutih ke dalam blender
10. blender adunan ini dengan kecepatan tinggi. Bila sulit tercampur, tambahkan air
11. setelah menjadi adonan, tuangkan adonan ke dalam ember, ulangi proses untuk sisa kertas yang lain
12. anda perlu saringan untuk menyaring air yang berlebih dari adonan
13. masukkan saringan anda ke adona dan angkat
14. tekan kelebihan air keluar dari adonan
15. letakkan adonandi atas lembaran tebal kertas koran
16. adonan akan mengering setelah empat hingga tujuh hari

Mudah bukan membantu menyelamatkan bumi kita…

Selamat mencoba

(Sumber: http://www.martabaktelor.blogjurnalistikonlain.com/wordpress/?p=36 )

17 January 2008

Let's do simple things from now on

Adalah hal yang tidak mungkin jika kita ingin mengubah dunia jika kita tidak memulainya dengan mengubah diri sendiri. Bumi memang semakin panas, yah memang, dari hari ke hari suhu bumi terus saja naik. Tak dapat dihindari kalau semakin tingginya suhu bumi adalah karena kebiasaan manusia. Mari kita coba merubah dunia dengan slogan yang sering kita dengar, yakni 3M --> Mulai dari diri sendiri, Mulai dari hal-hal yang kecil, Mulai sekarang juga !! Banyak hal-hal kecil yang bisa kita lakukan untuk memperlambat kenaikan suhu bumi. Lakukanlah hal-hal sederhana di sekitar kita, tak perlu biaya kok untuk melakukannya.


Stop plastic!!
Coba menekan angka penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari. Sebab sejauh yang saya tahu, plastik adalah salah satu bahan yang limbahnya sukar diurai tanah. Tanah harus berjuang keras dan membutuhkan waktu yang sangaaat lama untuk bisa mengurainya. Bagaimana caranya? Sediakanlah paper bag dalam tas anda kemanapun anda berpergian. Jangan sampai ketinggalan. Kita bisa menggunakannya ketika berbelanja di mini market. Selain itu, ada juga cara lain. Biasakan untuk membawa mangkok atau piring sendiri ketika membeli nasi atau lauk pauk di warung seberang rumah. Hehehe.. Maklumlah, pengalaman anak kosan. Bayangkan saja, jika dalam satu hari kita tidak menggunakan satu kantong kresek, maka dalam satu bulan akan ada tiga puluh kantong kresek, dan dalam satu tahun ada 360 plastik. Lumayan banyak kan?
(picture: www.google.com)


Maksimalkan penggunaan kertas
Jangan asal membuang kertas yang sekiranya sudah tidak terpakai. Manfaatkan halaman yang masih kosong pada kertas yang sudah tidak terpakai. Ingat! Bahan dasar pembuatan kertas adalah kayu. Kayu diperoleh dari pohon yang ada di hutan. Semakin banyak pohon di hutan yang ditebang, akan semakin banyak jumlah gas karbondioksida di udara, semakin panaslah bumi kita. Kalaupun ada waktu dan kesempatan, tidak ada salahnya kita belajar mendaur ulang kertas ( Yang satu ini belum sempat terealisasi, agak ribet soalnya )


Stop buang sampah sembarangan!!
Biasakanlah untuk membuang sampah sekecil apa pun pada tempatnya. Entah itu bungkus permen maupun karcis busway. Untuk yang satu ini, saya masih belum menemukan relasi paling tepat dengan pemanasan global. Tapi saya yakin, belajar disiplin dari hal kecil seperti ini tidak ada ruginya :)


Ayo Menanam
Lahan untuk menanam memang sudah banyak berkurang, apalagi di Jakarta. Tapi selalu ada jalan jika memang kita mau berusaha. Tak perlu mempunyai halaman yang luas untuk bisa menanam. Pot pot tanaman yang digantung mudah ditemui kok di pinggir-pinggir jalan. Harganya pun tidak terlalu mahal, masih dalam jangkauanlah.. Beruntung sekali aku memiliki rumah yang masih bisa ditanami. Mari kita hijaukan rumah kita, hijaukan Jakarta, hijaukan dunia. (picture: by Aizz)

Mulailah dari diri sendiri, Mulai dari hal-hal yang kecil, Mulai sekarang juga !!



14 January 2008

Satu Hari di Super Market

Akhirnya punya kesempatan posting juga.. Sudah lumayan lama yah?? Sudah seminggu puasa blogging ternyata. Kangen sekali rasanya. Aku punya cerita nih. Kejadianya sih belum lama, tepatnya di penghujung tahun 2007 lalu, tanggal 31 Desember.

Aku bersama kedua temanku, Rafyda dan Awalia berbelanja di sebuah pasar swalayan di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Mereka berdua adalah teman sekantorku. Lia, demikian Awalia biasa disapa adalah juga sekaligus teman satu kosku. Kami berdua berniat membeli kebutuhan selama satu bulan penuh, mumpung uang gajian masih penuh. Hehehe.. Sedangkan Rafyda, ia berbelanja keperluan barbeque party untuk menyambut malam pergantian tahun baru bersama teman-temanya.

Lantas, apa hubungannya acara belanja kami dengan isu pemanasan global yang belakangan marak jadi topik panas pembicaraan masyarakat? Tentu saja ada. begini ceritanya.

Rafyda mengambil dua pak softdrink dan memasukannya ke dalam keranjang belanjaan miliknya, kemudian ia berlalu. Aku dan Lia yang sedari tadi mengekor di belakangnya berhenti sejenak. Dengan tampang kepingin, Lia berujar..
"Aizz, beli minuman kaleng kayak Fyda yuuk.. Enak tauuk.."
"Uhm.. Kita kan ngga punya lemari es. Lagipula, kaleng itu kan susah diurai tanah. Ganti yang laen aja lah.." Sedikit tidak tega ketika mengatakanya. Entah bagaimana, jawaban yang sok idealis itu terlontar begitu saja tanpa terencana. Terdengar aneh memang. Tapi biarlah. Aku melihat ada segurat kecewa mampir di wajahnya.

Tanpa kami sadari, ternyata ada lelaki separuh baya yang diam-diam memperhatikan gelagat kami. Jaraknya hanya sekitar dua meter dari tempat kami berdiri. Kemudian orang itu iseng berbasa-basi dengan bertanya kepada kami, "Lho, kenapa dik?? Kok ngga jadi beli?? Minuman itu kan enak.."
Serta merta aku menjawab pertanyaan iseng itu dengan serius. "Minuman bersoda itu kurang baik pak untuk kesehatan. Lagipula limbahnya susah diurai tanah." Mendengar jawabanku yang lumayan ekstrim tadi, lelaki itu agaknya sedikit terkejut. Aku tidak peduli jika aku dianggap sebagai orang yang sok tahu. Terpenting, aku telah menyampaikan apa yang aku tahu. Sangat di luar dugaan, ternyata pria separuh baya itu meletakkan kembali minuman kaleng yang telah diambilnya ke tempat minuman kaleng itu dijajarkan sebelumnya. Aku bingung sendiri melihat reaksi orang itu, antara heran dan senang. Lelaki itu pun berlalu. Sepintas aku melihat air muka Lia sedikit berubah. Ia tak lagi terlihat kecewa karena aku menolak keinginannya. Kami pun beranjak mencari kebutuhan yang lainnya.

Tidak sampai disitu, aku kembali dikejutkan saat kami tiba di kasir. Aku iseng memperhatikan isi keranjang belanjaan milik Rafyda. Aku mencari sesuatu di dalamnya.
"Fyda, minuman kaleng yang tadi lu beli mana?"
"oh itu, nih gw ganti sama kemasan botol yang satu literan. Bener kata si Lia. Lebih hemat ternyata."
"Lebih ramah lingkungan juga pastinya.." Si Lia ikutan nimbrung mendengar percakapan kami.
Aku berbalik dan mendapati ia memasang muka sok berjasa. hahahaha..


Photo: By Aizz (dari kiri Rafyda, Aizz, Awalia)

07 January 2008

Kita Harus Waspada !!

Pemanasan global akan mengubah pola iklim di seluruh dunia, perubahan iklim akan mempengaruhi orang-orang dimana-mana. Ini berdampak langsung dan tidak langsung bagi kesehatan manusia.

Masyarakat yang tinggal di daerah gersang, pantai, daerah yang mudah terkena banjir, atau di pulau kecil yang memiliki resiko terkena dampak perubahan iklim. Sistem sosial dan ekonomi cenderung lebih rapuh di negara berkembang karena institusi ekonomi yang belum stabil. Kepadatan populasi yang lebih besar di berbagai belahan dunia telah membuat beberapa daerah menjadi lebih rapuh terhadap bahaya seperti badai, banjir, dan kekeringan.

Cuaca yang ekstrim dapat menyebabkan banyak kerusakan lahan pertanian. Para ahli memprediksikan bahwa akan ada banyak badai, angin topan, embun beku dan gelombang panas. Pada tahun 1990an, terdapat lebih dari 5 kali bencana alam serius dibandingkan yang terjadi pada tahun 1950an.

Beberapa dampak perubahan iklim yang telah dan akan terjadi, antara lain adalah:

Meningkatnya permukaan laut
Secara global, permukaan air laut telah meningkat antara 4-10 inci selama abad terakhir yang dikarenakan oleh pemuaian air laut akibat kenaikan suhu permukaan bumi. 10 inci mungkin bukan angka yang besar, tetapi harus diingat bahwa dua pertiga bagian bumi adalah air. Dan bayangkan bahwa SEMUA bagian itu mengalami kenaikan 10 inci (25 cm)! Hal ini juga disebabkan oleh pencairan es dan gletsyer yang semakin cepat Pada tahun 2002, suhu yang cukup hangat menyebakan pencairan permukaan es terbesar di Greenland. Di puncak gunung Kilimanjaro, gletsyer diperkirakan akan hilang sepenuhnya pada tahun 2020. Di pegunungan Himalaya, Alpen dan Alaska, ribuan tempat gletsyer berkurang dengan cepat.

Banjir
Banjir yang disebabkan karena gelombang badai telah mempengaruhi 46 juta orang di rata-rata tahun, kebanyakan dari mereka tinggal di negara berkembang.

Kesehatan
Kesehatan manusia dapat terancam saat terjadinya perubahan iklim. Iklim yang hangat dan basah berarti lebih banyak nyamuk untuk menyebarkan penyakit seperti malaria, dan demam berdarah

Kerusakan infrastruktur
Infrastruktur fisik akan rusak, terutama dikarenakan oleh peningkatan level air laut dan karena kejadian-kejadian cuaca yang ekstrim.

Kebakaran hutan
Cuaca panas dan curah hujan yang kurang dapat berarti lebih banyak bencana besar yaitu kebakaran hutan. Pada kurun waktu 1997-1998, Indonesia mengalami Kebakaran Hutan yang sangat parah sebagai akibat berubahnya karakter gejala alam El Nino yang menjadi lebih sering

Pertanian
Di beberapa tempat di dunia, lahan pertanian dulunya merupakan daerah yang lebat dan subur, namun dalam beberapa tahun terakhir hujan jarang turun dan jatuh pada waktu yang salah. Petani-petani di seluruh dunia mungkin harus menanam tanaman yang berbeda yang dapat bertahan dengan kondisi yang baru.

Berkurangnya persediaan air bersih
Dalam Forum Ketiga Air Dunia, UNESCO melaporkan bahwa menjelang tahun 2025 lebih dari 2.5 milyar penduduk dunia atau lebih kurang satu pertiga penduduk dunia akan menghadapi kekurangan air bersih. Mereka memperkirakan sekitar 12000 km2 sumber air dunia saat ini telah tercemar dan apabila tidak ada perbaikan pada 50 tahun mendatang kerusakan sumber air bersih akan mencapai 18000 km2 .

Curah hujan yang tidak dapat diperkirakan akan mengarah pada kekurangan persediaan air di banyak tempat di dunia. Semakin menipisnya gletsyer juga merupakan ancaman terhadap ketersediaan air bersih di beberapa tempat. Daerah di sekitar Mediterania, temperatur dapat naik sekitar 4oC tahun 2100 dan curah hujan diperkirakan turun hingga 10 sampai 40%.


Sumber asli klik di sini atau kunjungi
http://www.wwf.or.id/index.php?fuseaction=whatwedo.climate_human_threats&language=i

Perubahan Iklim

Perubahan iklim terutama disebabkan oleh hasil pembakaran bahan bakar fosil (batu bara, minyak bumi, gas, dan gas alam). Bahan-bahan bakar tersebut menghasilkan karbon dioksida (CO2), gas rumah kaca yang utama.

Gas rumah kaca secara alami penting untuk kehidupan di bumi. Tanpa mereka, kita tidak dapat hidup karena bumi akan menjadi terlalu dingin. Namun, jumlah mereka yang terlalu banyak dan peningkatan temperatur global membuat iklim menjadi tidak stabil, sehingga kesehatan kita dan kesehatan ekosistem global berada dalam bahaya.

Aktifitas manusia telah melepaskan lebih banyak gas rumah kaca ke atmosfer, meningkatkan temperatur global rata-rata dan menciptakan perubahan iklim.

Sejumlah besar ilmuwan setuju bahwa perubahan iklim adalah nyata dan mendesak adanya aksi global yang serius!

Analisis dari penelitian di Antartika menunjukkan saat ini tingkat CO2 di atmosfer menjadi 30% lebih tinggi dibandingkan waktu-waktu sebelumnya dalam 420.000 tahun terakhir dan akan terus bertambah!

Bukti bahwa perubahan iklim yang sudah terjadi:

* Suhu permukaan bumi telah meningkat sebesar 1.0 oF semenjak akhir abad ke-19.
* Tahun-tahun terpanas di abad ke-20 terjadi pada 15 tahun terakhir. Dari catatan tersebut, tahun 1998 merupakan tahun yang paling panas, disusul oleh tahun 2001.
* Salju yang menyelubungi kutub Utara dan es yang mengapung di lautan Antartika telah berkurang karena mencair.


Sumber asli klik di sini atau kunjungi :
http://www.wwf.or.id/index.php?fuseaction=whatwedo.climate_changes&language=i

Prakata (Tentang Bumi Kita)

Bumi adalah tempat di mana kita tinggal. Tempat yang telah memberikan kita kehidupan. Air, udara, tanah. Bumi menyediakan semua yang kita butuhkan. Bumi halnya surga dunia bagi kita manusia, mahluk yang paling dimuliakan karena akal pikiranya. Namun, pernahkah kita sadari bahwa meski tanpa akal pikiran, bumi pun mengharapkan timbal balik yang sama baiknya dari kita manusia. Dihidupi, dipedulikan, diperlakukan dengan layak. Menyesakkan jika harus mengakui bahwa kita tak pernah hirau pada bumi, tak acuh pada semua yang diharapkannya dari kita, lebih dari itu, sengaja atau tidak, kita telah melukai bumi begitu dalam. Sampai sekarang pun kita masih saja berpura-pura tak ada masalah apa-apa, menganggap bumi masih baik-baik saja. Padahal kenyataanya, terbalik seratus delapan puluh derajat. Bumi kita sekarat. Terbayangkah apa jadinya jika bumi benar-benar mati? Bagaimana dengan kelangsungan hidup manusia dan mahluk penghuni bumi lainya? Cuma ada satu jawaban. Selesai. Cuma itu. Manusia beserta peradabannya akan selesai dalam waktu yang sangat cepat. Kalau langsung bermuara pada selesai, itu masih terbilang baik. Tapi bagaimana dengan proses menuju selesai itu sendiri? Banjir, tsunami, longsor, bencana ada dimana-mana, bisa terjadi kapan saja tanpa diprediksi. Tak sanggup jika harus merasakanya, membayangkannya saja sudah sangat menakutkan.

Fffuih... Melelahkan jika harus terus berorasi tanpa aksi. Yakinlah, tak pernah ada kata terlambat untuk merubah keadaan ini menjadi jauh lebih baik. Kita masih punya kesempatan untuk menyelamatkan bumi. Mulailah dari diri sendiri, mulai dari hal-hal kecil, mulai sekarang juga!! Let's love and save our beloved earth.. Keep it alive..


picture: www.google.com