22 January 2008

Andainya Rasa yang Sama Kau pun Punya..

Andainya rasa yang sama kau pun punya..*

Singkat. Tapi mengundang begitu banyak orang bertanya. Bertanya dengan pertanyaan yang nyaris sama.
"Rasa apa niih?"
"Rasa sama siapa niih?"
"Ciee yang lagi jatuh cinta!!"
Huaaa.. Come on guys.. Stop berpikiran picik kayak gitu!!

serius mode : ON

Kalau saja kita punya rasa yang sama..
Sama - sama peduli terhadap lingkungan misalnya (topik yang saat ini lagi numpang lewat di kepala). Tentunya matraman tak perlu banjir setiap musim hujan (hiks..). Okelah. Jangan jadikan matraman sebagai contoh dalam hal ini. Terlalu egois sepertinya. Begitu banyak kawasan di Jakarta yang tergenang air beberapa tahun belakangan ini. Pergantian musim pun tidak datang setepat apa yang ditulis dalam modul belajar ketika aku belajar IPS Geografi di bangku SMP dulu. Banjir dimana-mana. Padahal, kalau dipikir-pikir, banjir adalah suatu akibat yang sebabnya bisa kita antisipasi. Tapi mengapa tak banyak orang mencari solusi sebelum banjir terjadi? Selalu saja saling menghujat dan saling menyalahkan ketika air-air itu sudah menyambangi rumah-rumah warga. Pemerintahlah disalahkan.. Sampah-sampah yang menggunung itulah disalahkan.. ini bukan masalah siapa yang salah.. atau apa yang dipersalahkan.. Kalau kita sadar, ini adalah salah kita semua.. Merupakan satu kesalahan besar yang terjadi karena adanya kesalahan-kesalahan kecil lain yang terabaikan (sengaja diabaikan mungkin..). Coba kita ingat kembali, tanyakan pada diri sendiri, seberapa sering kita membuang bungkus permen di jalan. Kemana botol air mineral yang sudah kosong kita buang? Pernahkah kita hirau pada mereka yang membuang sampah dapur di sungai? Ingatkan mereka. Sekarang juga!! Minta mereka juga untuk tak segan mengingatkan kita. Tak sekali dua kali aku melihat orang yang dengan seena'e udelle dhewe** membuang sampah di jalanan dan menganggap itu bukan masalah besar. Ayolah kawan.. Kota ini, negara ini, bumi ini adalah milik kita bersama.. Kitalah yang tinggal di dalamnya.. Kalau bukan kita, lantas siapa lagi? Kalau bukan sekarang, lalu mau kapan lagi? Meski bukan untuk kita, paling tidak untuk anak cucu kita kelak. Jangan biarkan mereka menuai hal-hal buruk yang kita tanam saat ini. Cukup kita saja (aku dan korban banjir lainya lebih tepatnya) generasi yang merasakan betapa menyedihkanya banjir, penyakit kulit akibat banjir, mengungsi dan susahnya mencari air bersih, belum lagi matinya komunikasi akibat terendamnya perangkat-perangkat telekomunikasi. Bukannya aku terlalu mendramatisir keadaan, tapi memang begitulah kenyataanya. Bersama-sama mari kita ubah keadaan ini menjadi lebih baik..

Bukan cuma banjir. Masih banyak akibat pemanasan global lain yang menanti kita jika tidak kita mulai antisipasi dari sekarang. Belum terlambat.. Go ahead!!


Kalau saja 'kalau saja' tak sekedar kalau saja...
(apa seh?? Gag ngerti..)

Notes:
*Status YM yang beberapa waktu lalu gw pake
**Saena'e udelle dhewe = semaunya sendiri
Posted on My another Blog
Edited by Me "(n_n)"

No comments: