14 January 2008

Satu Hari di Super Market

Akhirnya punya kesempatan posting juga.. Sudah lumayan lama yah?? Sudah seminggu puasa blogging ternyata. Kangen sekali rasanya. Aku punya cerita nih. Kejadianya sih belum lama, tepatnya di penghujung tahun 2007 lalu, tanggal 31 Desember.

Aku bersama kedua temanku, Rafyda dan Awalia berbelanja di sebuah pasar swalayan di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Mereka berdua adalah teman sekantorku. Lia, demikian Awalia biasa disapa adalah juga sekaligus teman satu kosku. Kami berdua berniat membeli kebutuhan selama satu bulan penuh, mumpung uang gajian masih penuh. Hehehe.. Sedangkan Rafyda, ia berbelanja keperluan barbeque party untuk menyambut malam pergantian tahun baru bersama teman-temanya.

Lantas, apa hubungannya acara belanja kami dengan isu pemanasan global yang belakangan marak jadi topik panas pembicaraan masyarakat? Tentu saja ada. begini ceritanya.

Rafyda mengambil dua pak softdrink dan memasukannya ke dalam keranjang belanjaan miliknya, kemudian ia berlalu. Aku dan Lia yang sedari tadi mengekor di belakangnya berhenti sejenak. Dengan tampang kepingin, Lia berujar..
"Aizz, beli minuman kaleng kayak Fyda yuuk.. Enak tauuk.."
"Uhm.. Kita kan ngga punya lemari es. Lagipula, kaleng itu kan susah diurai tanah. Ganti yang laen aja lah.." Sedikit tidak tega ketika mengatakanya. Entah bagaimana, jawaban yang sok idealis itu terlontar begitu saja tanpa terencana. Terdengar aneh memang. Tapi biarlah. Aku melihat ada segurat kecewa mampir di wajahnya.

Tanpa kami sadari, ternyata ada lelaki separuh baya yang diam-diam memperhatikan gelagat kami. Jaraknya hanya sekitar dua meter dari tempat kami berdiri. Kemudian orang itu iseng berbasa-basi dengan bertanya kepada kami, "Lho, kenapa dik?? Kok ngga jadi beli?? Minuman itu kan enak.."
Serta merta aku menjawab pertanyaan iseng itu dengan serius. "Minuman bersoda itu kurang baik pak untuk kesehatan. Lagipula limbahnya susah diurai tanah." Mendengar jawabanku yang lumayan ekstrim tadi, lelaki itu agaknya sedikit terkejut. Aku tidak peduli jika aku dianggap sebagai orang yang sok tahu. Terpenting, aku telah menyampaikan apa yang aku tahu. Sangat di luar dugaan, ternyata pria separuh baya itu meletakkan kembali minuman kaleng yang telah diambilnya ke tempat minuman kaleng itu dijajarkan sebelumnya. Aku bingung sendiri melihat reaksi orang itu, antara heran dan senang. Lelaki itu pun berlalu. Sepintas aku melihat air muka Lia sedikit berubah. Ia tak lagi terlihat kecewa karena aku menolak keinginannya. Kami pun beranjak mencari kebutuhan yang lainnya.

Tidak sampai disitu, aku kembali dikejutkan saat kami tiba di kasir. Aku iseng memperhatikan isi keranjang belanjaan milik Rafyda. Aku mencari sesuatu di dalamnya.
"Fyda, minuman kaleng yang tadi lu beli mana?"
"oh itu, nih gw ganti sama kemasan botol yang satu literan. Bener kata si Lia. Lebih hemat ternyata."
"Lebih ramah lingkungan juga pastinya.." Si Lia ikutan nimbrung mendengar percakapan kami.
Aku berbalik dan mendapati ia memasang muka sok berjasa. hahahaha..


Photo: By Aizz (dari kiri Rafyda, Aizz, Awalia)

No comments: