07 January 2008

Kita Harus Waspada !!

Pemanasan global akan mengubah pola iklim di seluruh dunia, perubahan iklim akan mempengaruhi orang-orang dimana-mana. Ini berdampak langsung dan tidak langsung bagi kesehatan manusia.

Masyarakat yang tinggal di daerah gersang, pantai, daerah yang mudah terkena banjir, atau di pulau kecil yang memiliki resiko terkena dampak perubahan iklim. Sistem sosial dan ekonomi cenderung lebih rapuh di negara berkembang karena institusi ekonomi yang belum stabil. Kepadatan populasi yang lebih besar di berbagai belahan dunia telah membuat beberapa daerah menjadi lebih rapuh terhadap bahaya seperti badai, banjir, dan kekeringan.

Cuaca yang ekstrim dapat menyebabkan banyak kerusakan lahan pertanian. Para ahli memprediksikan bahwa akan ada banyak badai, angin topan, embun beku dan gelombang panas. Pada tahun 1990an, terdapat lebih dari 5 kali bencana alam serius dibandingkan yang terjadi pada tahun 1950an.

Beberapa dampak perubahan iklim yang telah dan akan terjadi, antara lain adalah:

Meningkatnya permukaan laut
Secara global, permukaan air laut telah meningkat antara 4-10 inci selama abad terakhir yang dikarenakan oleh pemuaian air laut akibat kenaikan suhu permukaan bumi. 10 inci mungkin bukan angka yang besar, tetapi harus diingat bahwa dua pertiga bagian bumi adalah air. Dan bayangkan bahwa SEMUA bagian itu mengalami kenaikan 10 inci (25 cm)! Hal ini juga disebabkan oleh pencairan es dan gletsyer yang semakin cepat Pada tahun 2002, suhu yang cukup hangat menyebakan pencairan permukaan es terbesar di Greenland. Di puncak gunung Kilimanjaro, gletsyer diperkirakan akan hilang sepenuhnya pada tahun 2020. Di pegunungan Himalaya, Alpen dan Alaska, ribuan tempat gletsyer berkurang dengan cepat.

Banjir
Banjir yang disebabkan karena gelombang badai telah mempengaruhi 46 juta orang di rata-rata tahun, kebanyakan dari mereka tinggal di negara berkembang.

Kesehatan
Kesehatan manusia dapat terancam saat terjadinya perubahan iklim. Iklim yang hangat dan basah berarti lebih banyak nyamuk untuk menyebarkan penyakit seperti malaria, dan demam berdarah

Kerusakan infrastruktur
Infrastruktur fisik akan rusak, terutama dikarenakan oleh peningkatan level air laut dan karena kejadian-kejadian cuaca yang ekstrim.

Kebakaran hutan
Cuaca panas dan curah hujan yang kurang dapat berarti lebih banyak bencana besar yaitu kebakaran hutan. Pada kurun waktu 1997-1998, Indonesia mengalami Kebakaran Hutan yang sangat parah sebagai akibat berubahnya karakter gejala alam El Nino yang menjadi lebih sering

Pertanian
Di beberapa tempat di dunia, lahan pertanian dulunya merupakan daerah yang lebat dan subur, namun dalam beberapa tahun terakhir hujan jarang turun dan jatuh pada waktu yang salah. Petani-petani di seluruh dunia mungkin harus menanam tanaman yang berbeda yang dapat bertahan dengan kondisi yang baru.

Berkurangnya persediaan air bersih
Dalam Forum Ketiga Air Dunia, UNESCO melaporkan bahwa menjelang tahun 2025 lebih dari 2.5 milyar penduduk dunia atau lebih kurang satu pertiga penduduk dunia akan menghadapi kekurangan air bersih. Mereka memperkirakan sekitar 12000 km2 sumber air dunia saat ini telah tercemar dan apabila tidak ada perbaikan pada 50 tahun mendatang kerusakan sumber air bersih akan mencapai 18000 km2 .

Curah hujan yang tidak dapat diperkirakan akan mengarah pada kekurangan persediaan air di banyak tempat di dunia. Semakin menipisnya gletsyer juga merupakan ancaman terhadap ketersediaan air bersih di beberapa tempat. Daerah di sekitar Mediterania, temperatur dapat naik sekitar 4oC tahun 2100 dan curah hujan diperkirakan turun hingga 10 sampai 40%.


Sumber asli klik di sini atau kunjungi
http://www.wwf.or.id/index.php?fuseaction=whatwedo.climate_human_threats&language=i

No comments: